Lebih dari Sekadar Menerjemahkan Kata

Banyak orang yang belum memahami perbedaan antara penjurubahasaan dan penerjemahan. Seringkali seorang juru bahasa disebut sebagai “penerjemah” atau “penerjemah lisan”. Sebenarnya, apa perbedaan antara “penerjemah” dan “juru bahasa”?

Perbedaan mendasar adalah juru bahasa bekerja dengan menggunakan bahasa lisan, sementara penerjemah bekerja dengan menggunakan bahasa tulisan. Meskipun demikian, baik juru bahasa maupun penerjemah sama-sama menyampaikan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan bukan sekadar menerjemahkan setiap kata dari satu bahasa ke bahasa lain. Namun, ada perbedaan besar antara penjurubahasaan dan penerjemahan.

Sejarah Singkat Penjurubahasaan

Secara historis, penjurubahasaan sudah ada jauh belum ditemukannya bentuk tulis dari bahasa. Penjurubahasaan yang kita kenal saat ini baru dikenal pada tahun 1917 saat digelarnya pembahasan dan negosiasi yang dikenal dengan Perjanjian Versaille. Penjurubahasaan yang digunakan saat itu adalah penjurubahasaan konsekutif, dimana juru bahasa berbicara setelah pembicara berhenti berbicara. Penjurubahasaan simultan sendiri baru digunakan pada tahun 1919 setelah berakhirnya Perang Dunia I saat Liga Bangsa-Bangsa menggelar Konferensi Perdamaian Paris. Peristiwa tersebut dianggap sebagai awal dari penjurubahasaan yang kini dikenal sebagai Conference (Multilateral) Interpreting atau Penjurubahasaan Konferensi (Multilateral). Saat itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Namun, penjurubahasaan simultan baru benar-benar diakui dan digunakan sepenuhnya setelah Perang Dunia II saat digelarnya Pengadilan Nurenberg tahun 1945-1949 di Jerman, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris, Jerman, Rusia dan Perancis.

Lebih dari Sekadar Menerjemahkan Kata

Banyak orang yang belum memahami perbedaan antara penjurubahasaan dan penerjemahan. Seringkali seorang juru bahasa disebut sebagai “penerjemah” atau “penerjemah lisan”. Sebenarnya, apa perbedaan antara “penerjemah” dan “juru bahasa”?

Perbedaan mendasar adalah juru bahasa bekerja dengan menggunakan bahasa lisan, sementara penerjemah bekerja dengan menggunakan bahasa tulisan. Meskipun demikian, baik juru bahasa maupun penerjemah sama-sama menyampaikan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan bukan sekadar menerjemahkan setiap kata dari satu bahasa ke bahasa lain. Namun, ada perbedaan besar antara penjurubahasaan dan penerjemahan.

Penjurubahasaan

Seorang juru bahasa mendayagunakan semua unsur linguistik yang ada dan dimilikinya. Pemikiran ataupun pesan pembicara disampaikan kembali dalam bentuk lisan dengan memperhatikan ragam bahasa, ritme dan intonasi, serta retorika dan bahasa tubuh pembicara.

Hal lain yang membedakan penjurubahasaan dengan penerjemahan adalah, penjurubahasaan dilakukan secara langsung, pada saat yang bersamaan (simultan) atau tidak lama setelahnya (konsekutif). Juru bahasa tidak memiliki waktu untuk mencari padanan kata, melihat kamus, ataupun semua fasilitas yang tersedia dan digunakan oleh penerjemah.

Perbedaan lainnya adalah dalam hal melakukan pekerjaan itu sendiri. Penerjemah mungkin dapat menerjemahkan sekitar 2.000 – 3,000 kata per hari, sementara juru bahasa harus dapat mendengar, menangkap, memahami, menganalisa dan memproduksi ulang pesan dalam waktu yang sangat singkat dan kecepatan yang sangat tinggi, sekitar 150 kata per menit.

Oleh sebab itu, seorang juru bahasa harus benar-benar mempersiapkan diri sebelum melakukan pekerjaan.

Selain itu, dalam penerjemahan terdapat rentang waktu yang cukup panjang dalam menyampaikan pesan penulis teks asli hingga akhirnya sampai ditangan pembaca, dan produknya nyata, ada, dan dapat disimpan untuk waktu yang sangat lama. Sementara dalam penjurubahasaan komunikasi berlangsung saat itu juga, dan melibatkan interaksi langsung antara pembicarapendengar dan juru bahasa, dan produknya bersifat sementara, bahkan hanya sesaat. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa profesi juru bahasa bukanlah profesi yang hanya membutuhkan kemahiran linguistik, tetapi profesi yang menuntut kemahiran dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi.