CARA KERJA JURU BAHASA
Ada beberapa bentuk penjurubahasaan yang digunakan dalam suatu kegiatan, antara lain Simultan, Konsekutif, maupun Berbisik.
PENJURUBAHASAAN SIMULTAN
Dalam Penjurubahasaan Simultan, juru bahasa bekerja dari dalam booth (ruang kedap suara). Juru bahasa menggunakan perangkat yang dikenal dengan sebutan SIS (Simultaneous Interpreting System) untuk mendengar apa yang dikatakan oleh pembicara melalui pelantang telinga (headset), dan pada saat yang bersamaan menginterpretasikan, atau menafsir, apa yang mereka dengar ke bahasa sasaran (bahasa pendengar). Perangkat SIS akan mentransmisikan hasil penjurubahasaan juru bahasa kepada pendengar menggunakan perangkat penerima sinyal (receiver) yang tersambung dengan pelantang telinga (headset).
Penjurubahasaan Simultan biasanya digunakan dalam pertemuan-pertemuan besar, atau pertemuan-pertemuan yang membutuhkan efisiensi waktu, seperti lokakarya, seminar, konferensi, pertemuan multilateral, ataupun pertemuan-pertemuan yang membutuhkan interaksi langsung dan interaktif.
Penjurubahasaan Simultan membutuhkan konsentrasi yang tinggi, karena juru bahasa harus mendengarkan apa yang diucapkan oleh pembicara, menganalisa apa yang dikatakan oleh pembicara untuk dapat memahami maksud dan tujuan pembicara, sambil mendengarkan hasil produksi ulang pesan yang dihasilkannya untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam penyampaian.
Karena tingkat kerumitannya yang tinggi, maka untuk kegiatan penjurubahasaan yang berlangsung lebih dari 2 (dua) jam dibutuhkan dua sampai tiga orang juru bahasa dalam satu kegiatan, dan masing-masing juru bahasa bekerja dalam rentang waktu 15-30 menit secara bergantian
PENJURUBAHASAAN KONSEKUTIF
Dalam Penjurubahasaan Konsekutif juru bahasa berada dalam suatu ruangan (atau lokasi) dengan pembicara dan pendengar. Pembicara akan berbicara selama beberapa saat dan kemudian berhenti berbicara untuk memberi kesempatan kepada juru bahasa untuk menyampaikan kembali pesan yang disampaikannya dalam bahasa sasaran (bahasa pendengar). Hal ini berlangsung selama beberapa waktu sampai pembicara menyelesaikan seluruh ujarannya.
Saat pembicara berbicara, juru bahasa mendengarkan dan membuat catatan atas apa yang diucapkan pembicara. Setelah pembicara berhenti berbicara, juru bahasa akan memproduksi ulang ucapan pembicara ke dalam bahasa sasaran. Membuat catatan merupakan hal penting dalam Penjurubahasaan Konsekutif, dan seorang juru bahasa yang baik dapat mendengar, mencatat dan menjurubahasakan, atau memproduksi ulang, apa yang disampaikan pembicara, meskipun pembicara berbicara cukup panjang atau selama beberapa menit.
Penjurubahasaan jenis ini biasanya digunakan dalam pertemuan-pertemuan bilateral, pertemuan yang bersifat teknis atau ilmiah, atau pertemuan yang hanya menampilkan satu pembicara, karena sangat memakan waktu.
PENJURUBAHASAAN BERBISIK
Pada dasarnya Penjurubahasaan Berbisik adalah Penjurubahasaan Simultan, hanya saja tidak menggunakan booth dan juru bahasa berada di dalam ruangan yang sama dengan pembicara dan peserta.
Dalam Penjurubahasaan Berbisik, juru bahasa duduk di belakang, atau dekat dengan peserta yang membutuhkan penjurubahasaan. Juru bahasa berbicara dengan suara yang kecil atau berbisik. Serupa dengan Penjurubahasaan simultan, penjurubahasaan jenis ini juga membutuhkan dua orang atau lebih juru bahasa yang bekerja secara bergantian.
Penjurubahasaan Berbisik hanya digunakan dalam pertemuan-pertemuan kecil, di mana hanya ada dua orang peserta yang membutuhkan penjurubahasaan. Penjurubahasaan jenis ini tidak tepat untuk digunakan dalam pertemuan besar atau pertemuan yang membutuhkan lebih dari satu pasang bahasa karena akan sangat mengganggu juru bahasa lain yang bekerja, maupun para peserta lain yang tidak membutuhkan bantuan penjurubahasaan